Rajagawang.id – Dunia sepak bola Asia Tenggara tengah diramaikan oleh kehadiran dua kompetisi besar yang menjadi sorotan utama: ASEAN Championship (dulu dikenal sebagai Piala AFF) dan FIFA ASEAN Cup, turnamen baru yang digagas langsung oleh FIFA.
Meski sama-sama mempertemukan tim nasional dari kawasan ASEAN, kedua ajang ini memiliki perbedaan besar dalam status, regulasi, dan dampaknya terhadap kalender internasional.
Lahirnya Turnamen Baru: FIFA ASEAN Cup
FIFA ASEAN Cup secara resmi diumumkan oleh Presiden FIFA, Gianni Infantino, pada 26 Oktober 2025, bertepatan dengan KTT ASEAN ke-47 di Kuala Lumpur, Malaysia.
Kompetisi ini menjadi tonggak baru dalam kerja sama antara FIFA dan negara-negara Asia Tenggara untuk meningkatkan mutu serta daya saing sepak bola kawasan. Dengan status resmi FIFA, turnamen ini memiliki bobot internasional yang jauh lebih besar dibanding kompetisi regional lainnya.
ASEAN Championship: Penerus Piala AFF
Sementara itu, ASEAN Championship merupakan evolusi dari Piala AFF, turnamen dua tahunan yang telah menjadi ikon sepak bola Asia Tenggara sejak 1996. Diselenggarakan oleh Federasi Sepak Bola ASEAN (AFF), kompetisi ini menjadi ajang paling populer di kawasan selama hampir tiga dekade.
Pada Desember 2024, Piala AFF diakui secara resmi oleh FIFA sebagai turnamen Kategori A, namun belum masuk dalam kalender FIFA Matchday. Artinya, klub-klub profesional tidak wajib melepas pemain mereka ke tim nasional.
Kondisi ini kerap membuat beberapa tim, termasuk Indonesia, tidak bisa tampil dengan kekuatan penuh karena para pemain yang berkarier di luar negeri tidak diizinkan bergabung.
Sebagai bagian dari rebranding, AFF mengganti nama Piala AFF menjadi ASEAN Championship pada Februari 2024. Mulai edisi 2026, turnamen ini akan digelar pada pertengahan tahun, bertepatan dengan masa jeda liga domestik agar lebih ideal secara jadwal.
FIFA ASEAN Cup: Status Resmi dan Dampak Global
Berbeda dari ASEAN Championship, FIFA ASEAN Cup diselenggarakan langsung oleh FIFA bekerja sama dengan AFC, AFF, dan asosiasi sepak bola nasional di ASEAN. Dengan status resmi di bawah naungan FIFA, turnamen ini masuk dalam kalender FIFA Matchday.
Artinya, semua klub di dunia wajib melepas pemain yang dipanggil ke tim nasional. Hal ini memungkinkan setiap negara peserta menurunkan skuad terbaik mereka, termasuk pemain yang berkarier di Eropa maupun Asia Timur.
Format turnamen ini disebut-sebut akan mirip dengan FIFA Arab Cup, yang sukses digelar di Timur Tengah. Selain meningkatkan daya saing antarnegara, kompetisi ini juga menjadi ajang eksposur global bagi pemain-pemain ASEAN.
Perbedaan Mendasar Kedua Turnamen
| Aspek | ASEAN Championship | FIFA ASEAN Cup |
|---|---|---|
| Penyelenggara | AFF | FIFA (bekerja sama dengan AFC & AFF) |
| Status Turnamen | Regional (Kategori A) | Resmi FIFA |
| Masuk FIFA Matchday | Tidak | Ya |
| Kewajiban Klub Melepas Pemain | Tidak wajib | Wajib |
| Pengaruh terhadap Ranking FIFA | Tidak berpengaruh langsung | Berpengaruh langsung |
| Kehadiran Pemain Bintang | Terbatas | Kekuatan penuh |
Dengan perbedaan tersebut, FIFA ASEAN Cup diprediksi akan menghadirkan kualitas pertandingan yang lebih tinggi. Negara-negara peserta bisa tampil dengan kekuatan terbaik, sehingga menarik perhatian publik internasional.
Sementara itu, ASEAN Championship tetap menjadi simbol persaingan klasik antarnegara ASEAN, dengan atmosfer rivalitas dan kebanggaan khas Asia Tenggara.
Dukungan FIFA untuk Asia Tenggara
Presiden FIFA, Gianni Infantino, menegaskan bahwa kehadiran FIFA ASEAN Cup adalah langkah nyata untuk memperkuat fondasi sepak bola di kawasan.
“Melalui FIFA ASEAN Cup, kami menyatukan negara-negara, dan kompetisi ini akan menjadi sukses besar,” ujar Infantino.
“Turnamen ini akan memperkuat dasar sepak bola nasional dan membuka peluang bagi pemain Asia Tenggara untuk bersaing di level global. Dalam sepak bola, angka sebelas adalah angka ajaib,” tambahnya.
Kesimpulan
Kehadiran FIFA ASEAN Cup menandai era baru dalam sepak bola Asia Tenggara. Jika ASEAN Championship mewakili semangat rivalitas regional, maka FIFA ASEAN Cup menjadi jembatan menuju panggung internasional.
Keduanya akan berjalan beriringan, membawa sepak bola ASEAN ke level yang lebih tinggi dan semakin mendekatkan kawasan ini pada peta kompetisi dunia.
